BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Dengan
semakin berkembangnya teknologi industry saat ini, tidak bisa mengesampingkan
pentingnya penggunaan logam sebagai komponen utama produksi suatu barang, mulai
dari kebutuhan yang paling sederhana seperti alat-alat rumah tangga hingga
konstruksi bangunan dan konstruksi permesinan. Hal ini menyebabkan pemakaian
bahan-bahan logam seperti besi cor, baja, aluminium dan lainnya menjadi semakin
meningkat. Sehingga dapat dikatakan tanpa pemanfaatan logam, kemajuan peradaban
manuasia tidak mungkin terjadi. Dengan kemampuan akalnya, manusia mampu
memanfaatkan logam sebagai alat bantu kehidupannya yang sangat vital. Berbagai
macam konstruksi mesin, bangunan dan lainnya dapat tercipta dengan adanya
logam. Logam tersebut menimbulkan kebutuhan akan teknologi perakitan atau
penyambungan. Salah satu teknologi penyambungan tersebut adalah dengan
pengelasan. Teknik penyambungan logam sebenarnya terbagi dalam dua kelompok
besar, yaitu : 1. Penyambungan sementara (temporary joint), yaitu teknik
penyambunganlogam yang dapat dilepas kembali. 2. Penyambungan tetap (permanen
joint), yaitu teknik penyambungan logam dengan cara mengubah struktur logam
yang akan disambung dengan penambahan logam pengisi. Termasuk dalam kelompok
ini adalah solder, brazing dan pengelasan. Dari teknik tersebut dijadikan
sebagai dasar dibentuknya benda-benda logam seperti yang dimaksud pada uraian
diatas. Dalam hal ini proses pengelasan terdiri dari las listrik.
B.
SASARAN
Sasaran
dari pembuatan makalah ini adalah semua sector dimana orang-orang yang terkait
dalam praktik industry khususnya dalam lingkup Akademi Teknik mesin. Dengan
sasaran utama adalah mahasiswa dan mahasiswi yang berperan penting dalam
kegiatan praktik di bengkel khususnya Pengelasan yakni Las listrik.
C.
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud
dan tujuan dibuatnya makalah ini merupakan tugas utama dalam mengisi nilai
akademik pelajaran teori permesinan yakni las listrik. Selain itu, sesuai
sasaran yang dikemukakan diatas, sebagian besar tujuan dibuatnya makalah ini
ialah membagi pengetahuan serta membantu rekan-rekan mahasiswa/mahasiswi
Akademi Teknik mesin yang kurang memahami mengenai las listrik, dimana
diharapkan dengan itu mahasiswa dapat menguasai teori pengelasan sehingga
nantinya dapat diaplikasikan dalam proses praktik di bengkel.
BAB
II
A. LAS LISTRIK
Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam dimana
logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa tekanan, atau dapat
didefinisikan sebagai akibat dari metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik
menarik antara atom. Sebelum atom atom tersebut membentuk ikatan, permukaan
yang akan menjadi satu perlu bebas dari gas yang terserap atau oksida-oksida.
Las listrik juga
biasa disebut las busur listrik, yaitu proses penyambungan logam dengan
menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Jadi sumber panas pada las
listrik ditimbulkan oleh busur api arus listrik, antara elektroda las dan benda
kerja. Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian
juga elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan
merambat terus sampai habis. Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda
yang akan disambung tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang akan
disambung, kemudian membeku dan tersambunglah kedua logam tersebut. Mesin
las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi dengan
tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi akan
menimbulkan energi panas yang cukup tinggi sehingga akan mudah mencairkan logam
yang terkena. Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan dengan
memperhatikan ukuran dan type elektrodanya. Pada las busur, sambungan terjadi
oleh panas yang ditimbulkan oleh busur listrik yang terjadi antara benda kerja
dan elektroda. Elektroda atau logam pengisi dipanaskan sampai mencair dan diendapkan
pada sambungan sehingga terjadi sambungan las. Mula-mula terjadi kontak antara
elektroda dan benda kerja sehingga terjadi aliran arus, kemudian dengan
memisahkan penghantar timbullah busur. Energi listrik diubah menjadi energi
panas dalam busur dan suhu dapat mencapai 5500 °C. Ada tiga jenis elektroda
logam, yaitu elektroda polos, elektroda fluks dan elektroda berlapis tebal.
Elektroda polos terbatas penggunaannya, antara lain untuk besi tempa dan baja
lunak. Biasanya digunakan polaritas langsung. Mutu pengelasan dapat
ditingkatkan dengan memberikan lapisan fluks yang tipis pada kawat las. Fluks
membantu melarutkan dan mencegah terbentuknya oksida-oksida yang tidak
diinginkan. Tetapi kawat las berlapis merupakan jenis yang paling banyak
digunakan dalam berbagai pengelasan komersil.
Las
listrik dapat digolongkan menjadi :
a. Las
listrik dengan elektroda logam, misalnya :
• Las listrik submarged
• Las listrik dengan elektroda berselaput
• Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas) atau MI
b. Las
listrik dengan elektroda karbon, misalnya :
• Las listrik derngan elektroda karbon tunggal
•
Las listri dengan elektroda karbon ganda.
Penjelasan :
• Las listrik
dengn elektroda berselaput.
Busur listrik
yang terjadi antara ujung elektroda dan bahan dasar (plat) akan mencairkan
ujung elektroda dan sebagian dasar selaput elektroda yang turut terbakar akan
mencair dan menghasilkan gas yang melindungi ujung elektroda kawat las, dan
daerah las disekitar busur listrik terhadap daerah udara luar.
• Las listrik
TIG
Pada las
TIG ini menggunakan elektroda wolfram. Busur yang terjadi antara elektroda dan
bahan dasar merupakan sumber panas bentuk pengelasan. Untuk melindungi hasil
pengelasan digunakan gas pelindung, seperti argon, helium atau campuran gas
tersebut.
Gambar.
Proses las TIG
• Las Listrik
MIG
Menggunakan
elektroda gulungan kawat yang berbentuk rol yang gerakannya diatur oleh
sepasang roda gigi yang digerakan oleh motor listrik.
Gambar.
Las Listrik MIG
• Las listrik
Submerged
Busur
elektroda (listrik) diantara ujung elektroda dan bahan dasar berada didalm
timbunan fluksi serbuk yang digunakan sebagai pelindung dari pengaruh luar
(udara bebas) sehingga tidak terjadi sinar las keluar seperti pada las listrik
lainnya. Las ini umumnya otomatis atau semi otomatis.
B.
Macam-Macam Mesin Las Listrik
- Mesin Las Arus Bolak Balik (Mesin Las AC)
Mesin las arus bolak balik memperoleh
busur nyala dari transformator, dimana dalam pesawat las ini arus dari
jaring–jaring listrik dirubah menjadi arus bolak–balik oleh transformator yang
sesuai dengan arus yang digunakan untuk mengelas, sehingga mesin las ini
disebut juga mesin las transformator. Karena langsung menggunakan arus listrik
AC dari PLN yang memiliki tegangan yang cukup tinggi dibandingkan
kebutuhan pengelasan yang hanya membutuhkan tegangan berkisar 55 Volt
sampai dengan 85 Volt maka mesin las ini menggunakan transformator (Trafo)
step-down, yaitu trafo yang berfungsi menurunkan tegangan.
Transformator yang digunakan pada peralatan las mempunyai
daya yang cukup besar. Untuk mencairkan sebagian logam induk dan elektroda
dibutuhkan energi yang besar, karena tegangan pada bagian terminal kumparan
sekunder hanya kecil, maka untuk menghasilkan daya yang besar perlu arus besar.
Arus yang digunakan untuk peralatan las sekitar 10 ampere sampai 500 ampere.
Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan las. Untuk keperluan
daya besar diperlukan arus yang lebih besar pula, dan sebaliknya. Arus pada
transformator dapat disetel sesuai kebutuhan dengan memutar ulir penyetel arus.
Pada transformator las AC, terdapat dua kabel yaitu kabel busur dan kabel masa,
dimana jika kedua kabel tersebut tertukar, tidak akan mempengaruhi perubahan
temperature yang timbul.
Arah aliran arus bolak-balik pada mesin las AC merupakan
gelombang sinusoide yang memotong garis nol pada interval waktu 1/ 100 detik
untuk mesin dengan frekuensi 50 hertz (Hz). Tiap siklus gelombang terdiri dari
setengah gelombang positif dan setenngah gelombang negative. Arus bolak-balik
dapat diubah menjadi arus searah dengan menggunakan pengubah arus
(rectifier/adaftor).
·
Kelebihan dari mesin las arus searah
(AC)
a)
Perlengkapan dan perawatan lebih murah
b)
Kabel massa dan kabel elektroda dapat
ditukar untuk mempengaruhi yang dihasilkan
c)
Nyala busur kecil sehingga mengurangi
timbulnya keropos pada rigi-rigi las
- Kekurangan dari mesin las arus searah AC
a)
Tidak dapat dipergunakan untuk semua
jenis elektroda
b)
Tidak dapat digunakan untuk mengelas semua
jenis logam
2. Mesin
Las Arus Searah (Mesin Las DC)
Arus listrik yang
digunakan untuk memperoleh nyala busur listrik adalah arus searah. Arus searah
ini berasal dari mesin berupa dynamo motor listrik searah. Dinamo dapat
digerakkan oleh motor listrik, motor bensin, motor diesel, atau alat penggerak
yang lain. Mesin arus yang menggunakan motor listrik sebagai penggerak mulanya
memerlukan peralatan yang berfungsi sebagai penyearah arus. Penyearah arus atau
rectifier berfungsi untuk mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah
(DC). Arus bolak-balik diubah menjadi arus searah pada proses pengelasan
mempunyai beberapa keuntungan, antara lain:
- Nyala busur listrik yang dihasilkan lebih stabil
- Setiap jenis elektroda dapat digunakan pada mesin las DC
- Tingkat kebisingan lebih rendah
- Mesin las lebih fleksibel, karena dapat diubah ke arus bolak-balik atau arus searah
- Dapat dipergunakan untuk mengelas plat yang tipis
Mesin las DC ada
2 macam, yaitu mesin las stasioner atau mesin las portabel. Mesin las stasioner
biasanya digunakan pada tempat atau bengkel yang mempunyai jaringan listrik
permanen, misal listrik PLN. Adapun mesin las portabel mempunyai bentuk relatif
kecil biasanya digunakan untuk proses pengelasan pada tempat-tempat yang tidak terjangkau
jaringan listrik. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian mesin las
adalah penggunaan yang sesuai dengan prosedur yang dikeluarkan oleh prabrik
pembuat mesin, perawatan yang sesuai dengan anjuran. Sering kali
gangguan-gangguan timbul pada mesin las, antara lain mesin tidak mengeluarkan
arus listrik atau nyala busur listrik lemah.
Mesin las DC mempunyai polaritas yang berbeda – beda, tidak seperti mesin
las AC yang dapat digunakan dengan kutub sembarang (terbalik – balik). Berikut
ini adalah polaritas mesin las DC
a. Hubungan arus polaritas terbalik (DCRP)
DCRP (Direct Current Reverse Polarity) adalah jika
kabel masa dipasang pada benda kerja dengan kutub anoda dan kabel elektroda
dihubungkan dengan kutub anoda. Pada hubungan DCRP, panas yang diberikan oleh
mesin las didistribusikan 1/3 ke benda kerja dan 2/3 nya ke elektroda sehingga
panas yang diberikan mesin las ke elektroda lebih banyak daripada panas yang
diberikan ke benda kerja.
b. Hubungan arus polaritas lurus (DCSP)
DCSP (Direct Current Straight Polarity) adalah
pemasangan kabel las dengan menghubungkan antara kabel masa (benda kerja)
dengan kabel anoda (positif) dan kabel elektroda dengan kutub katoda (negatif).
Pada hubungan DCSP, panas yang diterima benda kerja lebih banyak daripada panas
yang diterima elektroda dengan perbandingan 2/3 banding 1/3.
mesin las ini mampu
melayani pengelasan dengan arus searah (DC) dan pengelasan dengan arus
bolak-balik. Mesin las ganda mempunyai transformator satu fasa dan sebuah alat
perata dalam satu unit mesin. Keluaran arus bolak-balik diambil dari terminal
lilitan sekunder transformator melalui regulator arus. Adapun arus searah
diambil dari keluaran alat perata arus. Pengaturan keluaran arus bolakbalik
atau arus searah dapat dilakukan dengan mudah, yaitu hanya dengan memutar alat
pengatur arus dari mesin las.
Mesin las AC-DC lebih fleksibel karena mempunyai semua
kemampuan yang dimiliki masing-masing mesin las DC atau mesin las AC. Mesin las
jenis ini sering digunakan untuk bengkel-bengkel yang mempunyai jenis-jenis
pekerjaan yang bermacam-macam, sehingga tidak perlu mengganti-ganti las untuk
pengelasan berbeda. Mesin las arus ganda dapat menyuplai arus antara 25 ampere
sampai 140 ampere yang digunakan untuk mengelas plat – plat tipis, baja anti
karat (stainless steel) dan alumunium. Untuk mengelas benda kerja yang tebal
,arus dapat disetel 60 – 300 ampere.
C. PERALATAN
LAS LISTRIK
1.
Pembangkit
arus listrik
Antara
jaringan dengan mesin las pada bengkel, terdapat saklar pemutus. Mesin las yang
digerakkan dengan motor, cocok dipakai untuk pekerjaan lapangan atau pada
bengkel yang tidak mempunyai jaringan listrik. Busur nyala las ditimbulkan oleh
arus listrik yang diperoleh dari mesin las. Busur nyala terjadi apabila dibuat
jarak tertentu antara elektroda dengan benda kerja dan kabel masa dijepitkan
kebenda kerja. Pemasangan kabel skunder, pada mesin las D.C dapat diatur / dibuat
menjadi DCSP atau DCRP.
·
bila kabel elektroda dihubungkan kekutub negative mesin, dan kabel masa
dihubungkan kekutub positif maka disebut hubungan polaritas lurus (D.C.S.P)
·
pada hubungan D.C.S.P, panas yang
timbul, sepertiga memanaskan elektroda dan dua pertiga memanaskan benda kerja.Berarti
benda kerja menerima panas lebih banyak dari elektroda.
·
bila kabel elektroda dihubungkan kekutub positif mesin, dan kabel masa
dihubungkan kekutub negative maka disebut hubungan polaritas terbaik (D.C.R.P)
catatan:
DCSP = direct current straight polarity
DCSP = direct current straight polarity
DCRP = direct
current revers polarity
·
pada hubungan D.C.R.P, panas yang timbul, dua pertiga memanaskan
elektroda dan sepertiga memanaskan benda kerja. Berarti elektroda menerima
panas yang lebih banyak dari benda kerja
- kapan dipergunakan D.C.R.P, tersebut?
Ini tergantung pada :
1)
bahan benda kerja
2)
posisi pengelasan
3)
bahan dan salutan elektroda
4)
penembusan yang diinginkan
2.
ELEKTRODA (filler atau bahan isi)
Sebagai perekat atau bahan tambah pada proses pengelasan yang dipasang atau dijepit pada holder / pemegang elektroda
a) Klasifikasi Elektroda
Elektroda
baja lunak dan baja paduan rendah untuk las busur listrik manurut klasifikasi
AWS (American Welding Society) dinyatakan dengan tanda E XXXX yang artInya
sebagai berikut :
- E menyatakan elaktroda busur listrik
- XX (dua angka) sesudah E menyatakan kekuatan tarik deposit las dalam ribuan Ib/in2 lihat table.
- X (angka ketiga) menyatakan posisi pangelasan. angka 1 untuk pengelasan segala posisi. angka 2 untuk pengelasan posisi datar di bawah tangan
·
X (angka
keempat) menyataken jenis selaput dan jenis arus yang cocok dipakai untuk
pengelasan lihat table.
Contoh : E
6013
Artinya:
Kekuatan tarik minimum den deposit las adalah 60.000 Ib/in2 atau 42 kg/mm2
Dapat dipakai untuk pengelasan segala posisi Jenis selaput elektroda Rutil-Kalium dan pengelasan dengan arus AC atau DC + atau DC
Kekuatan tarik minimum den deposit las adalah 60.000 Ib/in2 atau 42 kg/mm2
Dapat dipakai untuk pengelasan segala posisi Jenis selaput elektroda Rutil-Kalium dan pengelasan dengan arus AC atau DC + atau DC
b) Elektroda Baja Lunak
Macam-macam
jenis elektroda baja lunak perbedaannya hanyalah pada jenis selaputnya. Sedang
kan kawat intinya sama.
- E 6010 dan E 6011
Elektroda
ini adalah jenis elektroda selaput selulosa yang dapat dipakai untuk pengelesan
dengan penembusan yang dalam. Pengelasan dapat pada segala posisi dan terak
yang tipis dapat dengan mudah dibersihkan. Deposit las biasanya mempunyai
sifat sifat mekanik yang baik dan dapat dipakai untuk pekerjaan dengan
pengujian Radiografi. Selaput selulosa dengan kebasahan 5% pada waktu
pengelasan akan menghasilkan gas pelindung. E 6011 mengandung Kalium untuk
mambantu menstabilkan busur listrik bila dipakai arus AC.
- E 6012 dan E 6013
Kedua
elektroda ini termasuk jenis selaput rutil yang dapat manghasilkan penembusan
sedang. Keduanya dapat dipakai untuk pengelasan segala posisi, tetapi
kebanyakan jenis E 6013 sangat baik untuk posisi pengelesan tegak arah ke bawah.
Jenis E 6012 umumnya dapat dipakai pada ampere yang relatif lebih tinggi dari E
6013. E 6013 yang mengandung lebih benyak Kalium memudahkan pemakaian pada
voltage mesin yang rendah. Elektroda dengan diameter kecil kebanyakan dipakai
untuk pangelasan pelat tipis.
- E 6020
Elektroda
jenis ini dapat menghasilkan penembusan las sedang dan teraknya mudah dilepas
dari lapisan las. Selaput elektroda terutama mengandung oksida besi dan mangan.
Cairan terak yang terlalu cair dan mudah mengalir menyulitkan pada pengelasan
dengan posisi lain dari pada bawah tangan atau datar pada las sudut.
c) Elektroda Berselaput
Elektroda
berselaput yang dipakai pada Ias busur listrik mempunyai perbedaan komposisi
selaput maupun kawat Inti. Pelapisan fluksi pada kawat inti dapat dengah cara
destrusi, semprot atau celup. Ukuran standar diameter kawat inti dari 1,5 mm
sampai 7 mm dengan panjang antara 350 sampai 450 mm. Jenis-jenis selaput
fluksi pada elektroda misalnya selulosa, kalsium karbonat (Ca C03), titanium
dioksida (rutil), kaolin, kalium oksida mangan, oksida besi, serbuk besi, besi
silikon, besi mangan dan sebagainya dengan persentase yang berbeda-beda, untuk
tiap jenis elektroda.
Tebal selaput elektroda berkisar antara 70% sampai 50% dari diameter elektroda tergantung dari jenis selaput. Pada waktu pengelasan, selaput elektroda ini akan turut mencair dan menghasilkan gas CO2 yang melindungi cairan las, busur listrik dan sebagian benda kerja terhadap udara luar. Udara luar yang mengandung O2 dan N akan dapat mempengaruhi sifat mekanik dari logam Ias. Cairan selaput yang disebut terak akan terapung dan membeku melapisi permukaan las yang masih panas.
Tebal selaput elektroda berkisar antara 70% sampai 50% dari diameter elektroda tergantung dari jenis selaput. Pada waktu pengelasan, selaput elektroda ini akan turut mencair dan menghasilkan gas CO2 yang melindungi cairan las, busur listrik dan sebagian benda kerja terhadap udara luar. Udara luar yang mengandung O2 dan N akan dapat mempengaruhi sifat mekanik dari logam Ias. Cairan selaput yang disebut terak akan terapung dan membeku melapisi permukaan las yang masih panas.
- Elektroda dengan Selaput Serbuk Besi
Selaput elektroda jenis E 6027, E
7014. E 7018. E 7024 dan E 7028 mengandung serbuk besi untuk meningkatkan
efisiensi pengelasan. Umumnya selaput elektroda akan lebih tebal dengan
bertambahnya persentase serbuk besi. Dengan adanya serbuk besi dan bertambah
tebalnya selaput akan memerlukan ampere yang lebih tinggi.
- Elektroda Hydrogen Rendah Selaput elektroda jenis ini mengandung hydrogen yang rendah (kurang dari 0,5 %), sehingga deposit las juga dapat bebas dari porositas. Elektroda ini dipakai untuk pengelasan yang memerlukan mutu tinggi, bebas porositas, misalnye untuk pengelasan bejana dan pipa yang akan mengalami tekanan Jenis-jenis elektroda hydrogen rendah misalnya E 7015, E 7016 dan E 7018.
d) Kondisi Pengelasan
Berikut ini
diberikan daftar kondisi pengelasan untuk elektroda Philips baja lunak dan baja
paduan rendah.
ü Elektroda Untuk Besi Tuang
Elektroda
yang dipekai untuk mengelas besi tuang adalah sebagei berikut
ü Elektroda baja
Elektroda
jenis ini bila dipakai untuk mengelas besi tuang akan menghasilkan deposit las
yang kuat sehingga tidak dapat dikerjakan dengan mesin. Dengan demikian
elektroda ini dipakai bila hasil las tidak dikerjakan lagi. Untuk mengelas
besi tuang dengan elektroda baja dapat dipakai pesawat las AC atau DC kutub
terbalik.
ü Elektroda nikel
Elektroda
jenis ini dipakai untuk mengelas besi tuang, bila hasil las masih dikerjakan
lagi dengan mesin. Elektroda nikel dapat dipakai dalam sagala posisi
pengelasan. Rigi-rigi las yang dihasilkan elektroda ini pada besi tuang adalah
rata dan halus bila dipakai pada pesawat las DC kutub terbalik. Karakteristik
elektroda nikel dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
ü Elektroda perunggu
Hasil las
dengan memakai elektroda ini tahan terhadap retak, sehingga panjang las dapat
ditambah. Kawat inti dari elektroda dibuat dari perunggu fosfor dan diberi
selaput yang menghasilkan busur stabil.
ü Elektroda Untuk Aluminium.
Aluminium
dapat dilas listrik dengan elektroda yang dibuat dari logam yang sama.
Pemilihan elektroda aluminium yang sesuai dengan pekerjaan didasarkan pada
tabel keterangan dari pabrik yang membuatnya. Elektroda aluminium AWS-ASTM
AI-43 untuk las busur listrik adalah dengan pasawat las DC kutub terbalik
dimana pemakaian arus dinyatakan dalam tabel berikut
ü Elektroda untuk palapis Keras
Tujuan
pelapis keras dari segi kondisi pemakaian yaitu agar alat atau bahan tahan
terhadap kikisan, pukulan dan tahan aus. Untuk tujuan itu maka Elektroda untuk
pelapis keras dapat diklasifikasikan dalam tiga macam Yaitu :
1. Elektroda tahan kikisan.
Elektroda
jenis ini dibuat dari tabung chrom karbida yang diisi dengan serbuk-serbuk
karbida. Elektroda dengan diameter 3,25 mm - 6,5 mm dipakai peda pesawat las AC
atau DC kutub terbalik.
Elektroda ini dapat dipakai untuk pelapis keras permukaan pada sisi potong yang tipis, peluas lubang dan beberapa type pisau.
Elektroda ini dapat dipakai untuk pelapis keras permukaan pada sisi potong yang tipis, peluas lubang dan beberapa type pisau.
2. Elektroda tahan pukulan.
Elektroda
ini dapat dipakai pada pesawat las AC atau DC kutub terbalik. Dipakai untuk
pelapis keras bagian pemecah dan palu.
3. Elektroda tahan keausan.
Elektroda
ini dibuat dari paduan-paduan non ferro yang mengandung Cobalt, Wolfram dan
Chrom. Biasanya dipakai untuk pelapis keras permukaan katup buang dan dudukan
katup dimana temperatur dan keausan sangat tinggi
Kabel las
biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus dangan karet isolasi
Yang disebut kabel las ada tiga macam yaitu :
·
kabel elektroda
·
kabel massa
·
kabel tenaga
Kabel
elektroda adalah kabel yang menghubungkan pesawat las dengan elektroda. Kabel
massa menghubungkan pesawat las dengan benda kerja. Kabel tenaga adalah kabel
yang menghubungkan sumber tenaga atau jaringan listrik dengan pesawat las.
Kabel ini biasanya terdapat pada pesawat las AC atau AC - DC.
Ujung yang tidak berselaput dari elektroda dijepit dengan
pemegang elektroda. Pemegang elektroda terdiri dari mulut penjepit dan pegangan
yang dibungkus oleh bahan penyekat. Pada waktu berhenti atau selesai mengelas,
bagian pegangan yang tidak berhubungan dengan kabel digantungkan pada gantungan
dari bahan fiber atau kayu.
Palu Ias digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan terak
las pada jalur Ias dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada daerah las.
Berhati-hatilah membersihkan terak Ias dengan
palu Ias karena kemungkinan akan memercik ke mata atau ke bagian badan lainnya.
Dipergunakan
untuk :
·
Membersihkan benda kerja yang akan dilas
·
Membersihkan terak Ias yang sudah lepas dari jalur las
oleh pukulan palu las.
Klem massa edalah suatu alat untuk menghubungkan kabel massa
ke benda kerja. Biasanya klem massa dibuat dari bahan dengan penghantar listrik
yang baik seperti Tembaga agar arus listrik dapat mengalir dengan baik, klem
massa ini dilengkapi dengan pegas yang kuat. Yang dapat menjepit benda kerja
dengan baik . Walaupun demikian
permukaan benda kerja yang akan dijepit dengan klem massa harus dibersihkan
terlebih dahulu dari kotoran-kotoran seperti karat, cat, minyak.
Penjepit (tang) digunakan untuk memegang atau memindahkan
benda kerja yang masih panas
10. Meja kerja las
Digunakan untuk menaruh benda kerja pada saat proses pengelasan
D.
prinsip kerja las listrik
Pada
pengelasan dengan las listrik, panas yang dihasikan berasal dari busur listrik
yang timbul dari menempelnya benda kerja dengan elektroda. Elekttroda pengisian
dipanaskan mencapai titik cair dan diendapkan pada sambungan, hingga terbentuk
sambungan las. Panas yang dihasilkan oleh busur listrik mencapai 55000C.
Pada saat
pengelasan menggunakan las listrik, dilepaskan energi dalam jumlah yang sangat
besar dalam bentuk panas dancahaya ultraviolet. Agar mata kita terlindungi dari
sinar ultra violet ini, kita harus menggunakan kacamata pelindung yang mampu, menangkal
cahaya tersebut demi keselamatan kerja.
Penyalaan busur listrik pada
pengelasan dapat dilakukan dengan melakukan hubungan singkat ujung elektroda
dengan logam induk,kemudian memisahkannya lagi sampai jarak tertentu sebagai
panjang busur. Dimana panjang busur normal yaitu antara 1.6 – 3.2 mm. Pemadaman
busur listrik dilakukan dengan menjauhkan elektrode daribahan induk . untuk
menghasilkan penyambungan manik las yang baikdapat dilakukan sebagai berikut : Sebelum
elektrode dijauhkan dari logam induk sebaiknya panjang busurlistrik dikurangi
lebih dahulu, baru kemudian elektrode dijauhkan dalamposisi lebih dimiringkan
secukupnya.
Pergerakan Elektrode Pengelasan
Ada berbagai cara didalam
menggerakkan (mengayunkan) elektrode lasyaitu :
- Elektrode digerakkan dengan melakukan maju dan mundur, metodeini salah satu bentuk metode weaving.
- Bentuk weaving lainnya yaitu dengan melakukan
gerakan seperti
setengah bulan - Gerakan elektrode yang menyerupai bentuk angka 8.
- Elektrode dengan melakukan gerakan memutar.
- Gerakan elektrode dengan membentuk hesitation.
Semua gerakan mempunyai tujuan untuk mendapatkan
deposit logam lasdengan permukaan rata, mulus dan terhindar dari terjadinya
takik-takikdan termasuk terak-terak, yang terpenting dalam gerakan elektroda
iniadalah ketapatan sudut dan kestabilan kecepatan. Ayunan elektrode las agar
berbentuk anyaman atau lipatan manik las makalebar las dibatasi sampai 3 (tiga)
kali besarnya diameter elektrode.
- Teknik
Pengelasan Untuk Jenis Sambungan Groove Posisi datar (1G)
Disarankan menggunakan metode seperti gambar 9 A dan B. Untuk jenissambungan ini dapat dilakukan penetrasi pada kedua sisi, tetapi dapat jugadilakukan penetrasi pada satu sisi saja. Type posisi datar (1G) didalampelaksanaannya sangat mudah. Dapat diapplikasikan pada material pipadengan jalan pipa diputar. - Posisi horizontal (2G)
Pengelasan
pipa 2G adalah pengelasan posisi horizontal, yaitu pipa padaposisi tegak dan
pengelasan dilakukan secara horizontal mengelilingi pipa.Kesukaran pengelasan
posisi horizontal adalah karena beratnya sendirimaka cairan las akan selalu
kebawah. Adapun posisi sudut elektrodepengelasan pipa 2G yaitu 90º. Panjang
gerakan elektrode antara 1-2 kali diameter elektrode. Bila terlalupanjang dapat
mengakibatkan kurang baiknya mutu las. Panjang busur di usahakan sependek
mungkin yaitu ½ kali diameter elektrode las. Untukpengelasan pengisian
dilakukan dengan gerakan melingkar dan diusahakandapat membakar dengan baik
pada kedua sisi kampuh agar tidak terjadicacat. Gerakan seperti ini diulangi
untuk pengisian berikutnya.
- Posisi vertikal (3G)
Pengelasan
posisi 3G dilakukan pada material plate. Posisi 3G inidilaksanakan pada plate
dan elektrode vertikal. Kesukaran pengelasan ini hampir sama dengan posisi 2G
akibat gaya gravitasi dari cairan elektrode las.
- Pengelasan
pipa pada posisi 5G dapat dibedakan menjadi pengelasan naik
dan pengelasan turun.Pengelasan naikBiasanya dilakukan pada pipa yang mempunyai dinding teal karenamembutuhkan panas yang tinggi. Pengelasan arah naik kecepatannya lebihrendah dibandingkan pengelasan dengan arah turun, sehingga panasmasukan tiap satuan luas lebih tinggi dibanding dengan pengelasan turun.Posisi pengelasan 5G pipa diletakkan pada posisi horizontal tetap danpengelasan dilakukan mengelilingi pipa tersebut. Supaya hasil pengelasan baik, maka diperlukan las kancing (tack weld) pada posisi jam 5-8-11 dan 2 . Mulai pengelasan pada jam 5.30 ke jam 12.00 melalui jam 6 dankemudian dilanjutkan dengan posisi jam 5.30 ke jam 12.00 melalui jam 3 - Gerakan elektrode untuk posisi root pass (las akar) adalah berbentuksegitiga teratur dengan jarak busur ½ kali diameter elektrode.
- Pengelasan turun Biasanya dilakukan pada pipa yang tipis dan pipa saluran minyak serta gas bumi. Alasan penggunaan las turun lebih menguntungkan dikarenakanlebih cepat dan lebih ekonomis.
E. Perlengkapan keselamatan kerja las listrik
Helm Ias
maupun tabir las digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata dari sinar las
(sinar ultra violet dan ultra merah) yang dapat merusak kulit maupun mata,Helm
las ini dilengkapi dengan kaca khusus yang dapat mengurangi sinar ultra violet
dan ultra merah tersebut.
Sinar Ias
yang sangat terang/kuat itu tidak boleh dilihat dangan mata langsung sampai
jarak 16 meter. Oleh karena itu pada saat mengelas harus mengunakan helm/kedok
las yang dapat menahan sinsar las dengan kaca las. Ukuran kaca Ias yang dipakai
tergantung pada pelaksanaan pengelasan. Umumnya penggunaan kaca las adalah
sebagai berikut: No. 6. dipakai untuk Ias titik No. 6 dan 7 untuk pengelasan
sampai 30 amper. No. 6 untuk pengelasan dari 30 sampai 75 amper. No.
10 untuk pengelasan dari 75 sampai 200 amper. No. 12. untuk pengelasan
dari 200 sampai 400 amper. No. 14 untuk pangelasan diatas 400 amper. Untuk
melindungi kaca penyaring ini biasanya pada bagian luar maupun dalam dilapisi
dengan kaca putih.
Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk
memudahkan memegang pemegang elektroda. Pada waktu mengelas harus selalu
dipakai sepasang sarung tangan.
3. Apron
Apron adalan alat pelindung badan dari percikan bunga
api yang dibuat dari kulit atau dari asbes.
Ada beberapa jenis/bagian apron :
- apron lengan
- apron dada
4. Sepatu
Las
Sepatu las
berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api, Bila tidak ada sepatu
las, sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat juga dipakai.
5. Masker
Las
Jika tidak memungkinkan adanya kamar las dan ventilasi yang baik, maka gunakanlah masker las, agar terhindar dari asap dan debu las yang beracun.
Jika tidak memungkinkan adanya kamar las dan ventilasi yang baik, maka gunakanlah masker las, agar terhindar dari asap dan debu las yang beracun.
6. kamar las
dari bahan tahan.api. Kamar las penting agar orang
yang ada disekitarnya tidak terganggu oleh cahaya las. Untuk mengeluarkan gas,
sebaiknya kamar las dilengkapi dangan sistim ventilasi: Didalam kamar las
ditempatkan meja Ias. Meja las harus bersih dari bahan-bahan yang mudah
terbakar agar terhindar dari kemungkinan terjadinya kebakaran oleh percikan
terak las dan bunga api.
7. Jaket las
Jaket
pelindung badan+tangan yang tebuat dari kulit/asbes
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Setelah
penulis membaca dari semua referensi yang di dapatkan dan dari penyusunan
makalah ini maka penulis dapat menyimpulkan bahwa : Pada akhirnya penulis
mengetahui Pengertian las listrik, alat-alat yang digunakan pada proses
pengelasan las listrik, Posisi pengelasan laslstrik, tingkat kesususahan dalam
pengelasan las listrik serta keselamatan kerja yang semestinya dilaksanakan
dalam proses pengelasan las listrik.
- Saran
Adapun
saran-saran yang dapat diberikan kepada pembaca makalah ini sebagai berikut :
Dalam pembuatan makalah diperlukan kerja keras dalam mencari berbagai referensi
agar makalah yang dibuat lebih baik. Pelajari makalah yang telah dibuat, agar
dapat menambah wawasan lagi
DAFTAR PUSTAKA
ü http://lasmarkazuna.blogspot.com/2012/07/makalah-las-listrik-las-gas.html
ü http://teknikmes.blogspot.com/2012/11/pengertian-las-listrik.html
ü http://yohan46.blogspot.com/2012/03/pengertian-las-listrik.html
ü http://idincvt.wordpress.com/2011/10/22/artikel-tentang-peralatan-las-listrik/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar